Friday, December 3, 2010

-Basic Story-HALF SUN-

HALF SUN

-BASIC STORY-
Seorang anak laki laki berumur 16 tahun,bernama Toma. Sudah yatim semenjak umur 2 tahun. Ayahnya adalah seorang pemadam kebakaran yang gugur di lapangan saat berusaha menyelamatkan salah satu korban. Ibu dari Toma shock hingga mengalami gangguan jiwa, maka Toma pun dibesarkan oleh nenek dan kakeknya hingga sekarang.

Menemukan buku terlarang yang tidak seorangpun selain pengguna buku yang dapat melihat buku tersebut, menjadikan salah satu pengalaman paling menarik yang pernah dialaminya. Setelah mengetahui beberapa kelebihan buku tersebut, salah satunya adalah mengetahui Informasi orang yang telah mati. Ia pun berusaha mencari Informasi ayahnya . sayangnya pemilik buku itu bukan hanya Toma. Pemilik buku lain yang berusaha membunuh pemilik lainnya, mempersulit Toma dalam pencariannya. Bagaimanakah perjuangan Toma untuk menemukan ayahnya?



Age : 16 Y.O
Gender : Male
Outfit : Usually uses long hand clothes
Black colored clothes
Jeans pants
Dad’s necklace(Half sun necklace)
Characteristic : Calm boy
Cold minded boy but Lazy to think
Always makes way with wisely
Hiding cool sound of singing
Less confident

Wednesday, May 19, 2010

Half Sun | Id-3:Langkah Pertamaku

Id-3:Langkah Pertamaku



Yoza











Saat itu aku sudah tidak berkutik, dan memejamkan mata dengan pasrah.

“CIAAAAT!!”. Lho , itu kan’ suara Yoza.

Doorr!! Suara pistol itu di tembakkan.. namun aku tidak merasakan kesakitan sama sekali. Maka kubuka mataku , ternyata benar!! Yoza datang. Dia mengenakan tas dan membawa toya.Kulihat pistol itu tergeletak ditanah, sepertinya Yoza memukul tangan preman itu.

“Ambil Nih!!”.Duag!! Yoza memukul kepala preman itu hingga preman itu terjatuh dan terlihat sangat kesakitan.

Aku melihat kearah laki-laki pengguna buku itu. Aku sedikit terkejut saat menyadar,i kalau dia mengenakan kalung yang mirip dengan kalungku.

“Ayo lari!”. Yoza menarik tanganku dan kami berlari sejauh mungkin.

Disaat Yoza menarik tanganku, aku melihat laki laki itu, dan dia juga melihat kearahku. Namun kali ini pandangannya berbeda, sepertinya dia memandangku dengan pandangan biasa saja.

Kami berlari sejauh mungkin, sampai kami berhenti di sebuah pertigaan. Kebetulan pertigaan ini adalah perpisahan jalan menuju rumahku dan rumah Yoza.

“hosh.. hosh… ehhh.. Toma.. hosh”. Kami masih sangat lelah ,dan terengah-engah.

“hosh… udah ntar dulu..hhosh”.karena sangat terengah-engah, Kami istirahat sejenak



“humph.. lo ngapain sama tukang cukur itu tadi?”. Lho, tukang cukur? Padahal tampangnya mirip preman.

“Eh? Tukang cukur? Bukannya itu tadi preman?”.

“itu tukang cukur tau, yang waktu itu di penjara!”.

“Set! Tukang cukur dipenjara kenapa? Lagian mana ada sih tukang cukur yan tampangnya sebringas itu”.

“itu tukang cukur gila…abis bebas karena kasus pengeroyokan. dia menggal kepala seseorang, gak tanggung tanggung ! kupingnya juga dipotong!”. Aku ingat, saat itu ,si Preman mengenakan kalung berhiaskan telinga manusia… Yuks!

“Oooh , gitu ya.. gue juga baru tau”.

“emang lo ngapain tadi sama dia”.

“tau-tau tuh orang ngejar gue.. ya terus begitu lah..”

“sekarang kayaknya, dia gak ngejar kita lagi”.

“iya , syukur deh..”

“udah ya, gue balik dulu”.

“iya, gue juga.. “

“EH! Hai hati lo..”

“oke, lo juga hati-hati”.

Kami berpisah menuju rumah masing-masing. Sekarang sudah dekat sekali dari rumah. Jadi aku berjalan agak santai. Aku memikirkan soal laki-laki itu. Dia selalu saja meminta buku ini dan kalung itu.

‘ahh palng-paling, dia Cuma pengen punya kemampuan buku ini.. makanya dia ngejar-ngejar gue terus… tapi kan’ kalung ini gak ada hubungannya.. hmmm, ngomong-ngomong soal kalung, laki-laki itu juga mengenakan kalung yang mirip. Dan yang bisa liat buku ini Cuma gue dan laki-laki itu.Jangan jangan , yang bisa liat buku ini Cuma yang pake kalungnya doang.’

Tak terasa aku sudah sampai deadpan pagar rumahku, pintu pagarnya terbuka . sepertinya ada orang di dalam. Mungkin nenek sedang tidak ada jadwal ngaji.

Aku mendorong pintu dengan cepat, tapi bersamaan dengan itu, terasa ada tarikan yang sama cepatnya juga dari dalam.

“ EHHH!!!”… “EHHHH!” bersamaan aku dan Kina terkejut saat pintu itu terbuka.

Ternyata yang sedang didalam kina!

“EH TOMA!”

“KINA!”

“kamu kemana aja siih”. Ia mengatakanya sambil menunjukkan wajah memanja, tidak seperti biasa.
“EH! GILA LO CANTIK BANGET!”. Eitts! …Aduh gawat! Keceplosan.

Saat itu wajah kina memerah , sepertinya itu juga terjadi pada wajahku. Aduh kenapa aku jadi deg-degan begini? Biasanya kalau tatap-tatapan sama Kina, nggak seperti ini. Kami saling tatap-menatap selama beberapa detik.

“Iiiiih kamu ngomong apa sih, kamu ini bener bener lagi sakit yah.. heuu”. Lagi-lagi wajah itu.

“EH!” Hup… langsung kututup mulutku.. ‘hampir aja keceplosan lagi’

“Aku udah nyusulin kamu lagi ke rumah sakiit, tapi kamunya udah nggak ada.. aku khawatir tau”. Kenapa aku jadi terpaku begini sih? .au terpaku menatap wajahnya Kina.

“Eh!”.. Eitss!!, hampir lagi!! Detak jantungku semakin keras saja.. sampai sampai rasanya… gempa sedang terjadi didalam dadaku ini.

“Eh , apa? Jangan ngomong macem macem lagi kamuu”. Semakin aku melihatnya, semakin bertambah kuat detak jantungku..

Aku menutup mata sejenak.. lalu kubuka lagi mataku… detak jantungku menormal, lalu kucoba mengatakan sesuatu..

“eh.. ini… anu.. “.

“kamu kok gagap begituu” sekarang bilang kamu habis dari mana?!”

“aku.. tadi.. tadi..tadi itu..”

“Iiiih cepetan bilaang!”

“tadi ada kejadian.. kejadian aneh!”

“hah? Kejadian apa?”

“ayo masuk biar aku jelasin”.

Kami masuk kedalam, dan duduk di kursi tamu saling berhadapan. Dan aku memulai perbincangan

“gini , gue sebenernya belum bener-bener ngerti”.

“Apanya? Ayo certain yang lengkap dong..”

Aku menceritakan semua yang terjadi sejak malam itu, malam ketika aku dan Surya mengalami kecelakaan. Kina terlihat sangat terkejut namun kali ini di mempercayai semua kata-kataku , jauh berbeda dari yang waktu dirumah sakit itu.

“Gimana lo percaya kan”. Aku berusaha meyakinkannya.

“Apa buktinya?Buku yang kamu bilang gak bisa diliat orang lain seain kamu itu… mungkin aja kalo disentuh terasa”.

“Oh , iya boleh dicoba”.

Aku mengangkat buku itu di antara kami. Lalu Kina menjulurkan tangannya. Ternyata tangannya menembus buku itu! Ini benar benar aneh.

“Oh ternyata gak bisa ya..”

“iya aku nggak ngerasa nyentuh apa apa”.

Kalau begitu sekarang , kuletakkan bukunya di meja, dan kulepas kalungku. Ternyata aku tidak melihat buku itu lagi!. Lalu kupakai lagi kalung itu. Aku melihat buku itu lagi diatas meja.

“Kamu ngapain sih Toma?”

“ngetes, nah sekarang coba lo yang pake”.

Aku melepas kalungku dan menyerahkannya pada Kina. Dia menerimanya tetapi diam sejenak.

“aku takut Toma..”

“Eh!, yaudah, kalo takut gak usah..”

“Toma coba sini dehh..”

Aku berdiri dan berjalan kesamping Kina. Diapun berdiri dan mendekatkan diri kepadaku. Aduh.. aku ngerasa deg degan lagi… apalagi Kina mengangkat tangannya seolah akan memelukku. Eh.. tapi ternyata dia menyulutkan kalungku di leherku, dan menyulutkannya juga dilihernya. Jadi mau tidak mau, pipi kami bersentuhan. Dan rasa deg deganku semakin dahsyat.

KINA
TOMA




kejadian yang berdua sama Kina itu.. sebenernya penulis sendiri belum ngalamin. nah, buat yang di wawancarain sama gue kemarin.. cuma buat chapter ini doang kok .

Half Sun | Id-2 : Sepertinya ini baru awal

Id-2 : Sepertinya ini baru awal



Saat itu aku berfikir apakah yang sebenarnya sedang terjadi? Apakah ini semuany nyata, bukanlah mimpi?.. aku masih belum mempercayai kalau ini semua benar terjadi. Setelah terkaget-kaget melihat wujudku yang berubah total menjadi Surya., akupun keluar dari kamar mandi dan mengambil buku itu, lalu membukanya lagi.

“sebenarnya ada apa ini…”. Sambil kubaca identitas Surya. Diatas foto surya tertulis ‘XVI’ ini adalah angka romawi dari 16, dan 16 itu adalah umur surya. kutemukan keterangan yang bertuliskan ‘kunnátta’ dan dibawahnya dituliskan ‘τρέχει μαραθώνιο’.

“ aduuh apa sih ini..?”.

DUBRAK!! Ada yang mendobrak pintu dari luar! Aku kaget dan menutup buku itu, sekali lagi aku merasakan strum kecil dari buku ini. Lalu pandanganku terpaku pada Tentara yang mendobrak pintu. Dibelakangnya, ada seorang laki-laki yang memegang buku yang hampir sama dengan buku ini.

“Kenapa ini? Kenapa kalian mendobrak pintu kamar ini? Bukannya tinggal dibuka pelan-pelan saja?”.
Aku mencoba membuat keadaan ini menyejuk. Tapi pandangan laki – laki yang dibelakang itu , tiba-tiba berubah menjadi sangat menyeramkan. Mata itu, menunjukkan sepertinya dia punya dendam padaku.

“Heh.. sebaiknya cepat serahkan buku itu.. dan kalung yang kau pakai itu..”

“Apa? Jelaskan dulu apa perlu lo berdua kesini..”

“Baiklah, aku tau kau belum menyadari betapa berbahayanya buku itu”.

“Apa? Buku ini? gue nggak bakal berfikir begitu sebelum lo menjelaskannya!”

“Akan kujelaskan, tapi kau harus menyerahkan buku itu, beserta kalungnya”

“Kalung? udahlah! Jelaskan saja dulu , yang berbahaya itu!”

Dia lalu mengangkat buku miliknya dan menunjukkan isinya kepadaku. Dan aku melihat foto-foto orang, dengan keterangan tidak jelas. Percis seperti apa yang berada di dalam buku ini. Namun di lembaran yang ditunjukannya ada 5 foto orang, dan kelihatannya buku yang dipegangnya itu jauh lebih tebal. Dibanding dengan buku yang kupegang ini.

“Lihat? Ini adalah daftar orang-orang mati, dan aku bisa membangkitkan mereka kapan saja sesuai keiginanku. Seperti tentara yang ada dihadapanmu ini.”

“Apa?! Jadi, tadi itu penyebab buku ini.”

“Kelihatannya kau sudah mencoba buku itu ya? Nah sekarang serahkan buku dan kalungnya itu, atau kau mati dan menjadi budakku seperti tentara ini.”

Aku membuka buku itu dan melihat lagi foto Surya, setelah menyadari kalau kehilangan surya ternyata gara-gara aku.

“Surya…TIDAK! Gue nggak akan menyerahkan kalungnya”

“Begitu ya… kalu begitu tunggu apa lagi tentaraku.”

Tentara itu menjentikan jarinya sambil berjalan kearahku, aku baru menyadari kalau aku sudah kembali ke bentuk semula, setelah menyadari kalau aku sudah tidak memakai jaket Surya. Aku menutup buku itu dan sekali lagi aku merasa setrum kecil dari buku itu.

“Oh, jadi kau sudah tau cara menggunakanya ya?.”

“Cara menggunakan apa?!”

“Buku itu”

“APA?!”

Tetara itu meninju kearahku, tetapi dengan refleks, aku menghindarinya. Aku baru sadar kalau aku berubah lagi jadi Surya , setelah mendapati kalau aku memakai jaket milik Surya.

“Hey tunggu dulu, gue gak ngerti apa apa!”
Aku langsung berlari sambil membawa bukuini kearah luar ,setelah menyenggol mereka berdua sampai jatuh.

“TENTARA TUNGGU APA LAGI!”

Suara teriakan laki-laki itu terdengar sampai luar. Ketika aku menoleh kebelakang , aku melihat tentara dan laki-laki tadi sedang berlari mengejarku. Akupun terus berlari hingga keluar dari rumah sakit sambil membawa buku itu. Aku berhenti sejenak di kerumunan orang , dan aku menyadari kalau aku belum merasa lelah. Padahal biasanya kalau lari sejauh ini, aku pasti tidak kuat. Lari dari lantai 4 , ke lantai dasar melalui tangga darurat, wah itu seharus nya bisa bikin aku pingsan. Jangan-jangan selain berubah jadi Surya, aku juga dapat kemampuan dia., yaitu lari marathon.

Aku melanjutkan dengan jalan kaki kearah rumah, berhubung jarak rumah sakitnya gak terlalu jauh dari rumahku. Sambil berjalan, aku melihat ke buku mistis ini. Dan berfikir ‘setiap kali aku tutup buku ini ,pasti aku kesetrum kecil, terus berubah jadi si Surya. atau nggak ,jadi balik ke bentuk semula.. nahh itupun setelah aku menyebut nama surya , lalu menutup bukunya. atau diam aja seperti ketika waktu tentara itu mendobrak pintu kamarku, lalu aku berubah jadi bentuk semula’.

Sekarang aku pergi ke tempat sepi di komplek di dekat rumah , sebelum pulang. Aku membuka bukunya dan menutupnya lagi, setrum kecil itu terasa lagi. Aku lihat wajahku di genangan yang ku injak. Ternyata benar aku kembali ke bentuk semula. Sekarang aku tau cara menggunakan buku ini.
Akupun berbalik untuk melanjutkan jalan pulang .Tapi laki-laki tadi ternyata telah menunggu dibelakangku.

“MAU APA AGI LO!”

“sekarang serahkan buku itu”

Tentara yang tadi tidak ada . akupun memanfaatkan kemampuan buku ini, untuk berlari secepat Surya.kubuka buku itu lagi.

“SURYA!”. Kuteriakkan namanya. Lalu kututup bukunya. Seperti yang sudah kuduga tadi, ternyata benar aku berubah menjadi Surya.

“Kamu sudah mahir ya”

Laki-laki itu membuka bukunya, lalu membaca sesuatu dengan berbisik. Debu debu di jalanan tertiup angin dan membentuk seorang Pria besar. Rambutnya gondrong dan ikal. Dari pundaknya hingga pergelangan ada tattoo bercorak tengkorak.Memakai kalung dengan hiasan telinga manusia. Dan memakai celana compang-camping, sepertinya yang satu ini adalah preman.

“Maju Borai, Habisin tuh anak”.

“Oke boss.” Preman itu membalas perintah laki-laki tadi.

Aku berlari melawan arah dari arah ke rumahku. Preman itu pun mengejarku. Aku lari terus melewati anak-anak yang habis latihan silat. Aku sampai ke lapangan bola tempat orang-orang berlatih silat. Disana ada seorang bapak-bapak menghampiriku.

“Surya?,syukurlah kamu masih hidup nak.”

Apa? Jangan jangan ini bapaknya si Surya. Kudengar dari Surya, ayahnya itu adalah pelatih silat, dan namanya adalah Sutoyo.Aku lihat ke belakan preman itu lari semakin mendekat.
“HWAA! PREMAN ITU!”

“apa? Kamu dikejar preman.. tenang nak, udah kamu ngumpet aja di dalem pos”

Disana ada pos ronda, aku masuk kesana untuk sembunyi.

DORRR…. Ada suara tembakan dari luar! Gawat! Pasti laki laki itu.

Aku langsung keluar. Ternyara bahu ayahnya Surya tertembak , tapi dia masih berdiri. Ternyata preman itu berdiri di depan ayahnya Surya dan membawa Handgun. Aku memegang buku itu di depan dadaku disaat aku berdiri di belakang ayahnya surya. Ayahnya Surya menengok ke arahku.

“Lari nak! LARI!”

“APA?!”

DOOOR!! Di depan mataku kepala ayah Surya tertembak dan darahnya membasahiku. Jasadnya jatuh kearahku , dan menyentuh buku itu.

“AAAAAARGH!!” Lagi-lagi kurasakan setrum yang sangat menyakitkan tapi itu tidak membuatku pingsan.
Setelah membuka mata, aku sadar kalau aku kembali ke bentuk semula , dan jasad ayah Surya juga menghilang.

Preman itu menodongku sekarang. pistonya menempel tepat di dahiku. aku merasa sangat tegang dan bingung harus lakukan apa
laki-laki yang mengejar Toma